Samosir (Pelita Batak): Pelatihan pengembangan pariwisata yang diikuti sebanyak 160 orang pelaku pariwisata dari beberapa daerah di kawasan Danau Toba dilatih dan dibina dalam upaya pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba dan sekitarnya resmi ditutup, Jumat 16 September 2016. Acaea ini diprakarsai oleh FBBI ( Forum Bangso Batak Indonesia ). Penutupan dilakukan Ketua DPP FBBI Dr Ronsen Mangaratua Pasaribu SH MM.
Kegiatan yang dilaksanakan di Simanindo ini berlangsung selama tiga hari, mulai 14 hingga 16 September di Hotel Rogate Beach Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Pembukaan pelatihan dilakukan Wakil Bupati Samosir Ir Juang Sinaga.
Ketum DPP FBBI Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM dalam sambutan pembukaan mengatakan, menyonsong pembentukan BODT (Badan Otorita Danau Toba) masyarakat bersama pemkab se-kawasan Danau Toba agar tetap siap dan mendukung. Kabupaten Samosir terlebih, baik dalam bidang SDM, perhotelan, restauran, dan segala aspek yang terkait dengan dunia pariwisata.
Menurutnya peningkatan kualitas dan kesiapan SDM sangatlah dibutuhkan dalam mendorong pertumbuhan dunia pariwisata. Harapannya, mampu mendorong kreativitas dan bertujuan untuk peningkatan taraf ekonomi masyarakat.
Disisi lain Ronsen mengajak masyarakat agar tetap menjaga dan mempertahankan tanah leluhurnya, jangan sampai terjual, menghadapai perkembangan masa depan di daerah menyongsong otorita Danau Toba. Lahan yang dimiliki warga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan melalui usaha ekonomi kreatif. "Jangan sempat tergusur dari tempat leluhurnya atau terjual kepada orang asing yang mengakibatkan tergusur," jelasnya.
Ada dua cara pemanfaatan dan penggunaan tanah sekaitan adanya investor masuk. Pertama, lahan kita optimalkan dengan usaha sendiri. Kedua, dalam hal kita tidak punya kemampuan sendiri maka bisa dilakukan kerjasama yang saling menguntungkan kedua pihak. Cara sewa menyewa dengan akte notaris. Lalu, pemilik tanah memberikan Hak Guna Bangunan untuk memastikan hak dan perlindungan hukum. Dengan cara itu pemilik tanah tidak akan tergusur tetapi tambah mandiri dan sejahtera.
"Untuk menangani masalah kesiapan semua pihak dalam mengelola kawasan Danau Toba, pemerintahan Jokowi telah mencanangkan dan memprogramkan agar kawasan Danau Toba dapat bangkit kembali menjadi tujuan wisata nasional maupun internasional terbesar ke 3 setelah Bali dan Lombok. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah berkomitmen dan sudah memulai program pengembangan pariwisata di Danau Toba dengan melaksnakan pembangunan Airport bertaraf internasional di Silangit, Tapanuli Utara, merencanakan jalan lingkar Pulo Samosir dan pengembangan Infrastruktur lainnya di kawasan Danau Toba dan kementerian kordinator maritim dan sumber daya menjadikan ikon kawasan danau toba menjadi Manaco Of Asia. Khusus unrtuk Danau Toba pemerintah pusat telah mengeluarkan peraturan Presiden RI no 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, tertanggal 13 juni 2016. Badan inilah nantinya yang berperan besar terhadap pengembangan industri pariwisata di kawasan danau toba dan sekitarnya," jelas Ketua DPP FBBI pusat yang juga mantan Dirjen Kementerian BPN pusat ini.
Lebih lanjut Ronsen Pasaribu menguraikan, untuk membantu mempercepat tujuan pemerintah dewan pimpinan pusat di Jakarta-organisasi sosial kemasyarakatan non-partisan politik-menggagas sebuah kegiatan pelatihan kompetensi tenaga perhotelan untuk mendukung pembangunan industri pariwisata di kawasan danau toba dan sekitarnya. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Iwan Riady, SSi,MSi ( Direktur III akademi pariwisata mewakili kementerian pariwisata), Arta Peto Sinamo (konsultan pendidikan dan motivator nasional, jakarta), Thomson Napitupulu (artis internasional, Bali), Suryani Harianja ( praktisi perhotelan di Bali), Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM (FBBI/pakar pertanahan dan pemberdayaan masyarakat) dan Dr. Ir. Bisman Nababan , MSc ( FBBI/dosen IPB) dan para pakar lainnnya.(R2)