Medan (Pelita Batak) :
Sejumlah warga disekitar Jalan Puri terkejut, begitu melihat dan membaca media cetak terbitan Kota Medan. Pasalnya, seorang pelaku penganiayaan yang juga pemilik panglong terlihat terbaring dirawat disalah satu rumah sakit, pada Senin (17/4) pagi.
Warga Jalan Puri yang ditemui di sekitar lokasi kejadian penganiayaan itu malah bertanya-tanya, kenapa pula si-BB itu masuk rumah sakit. "Yang pukul siapa, yang kena pukul siapa, malah yang memukul masuk rumah sakit, aneh-aneh," ujar seorang warga sekitar, yang mengaku bernama Ucok.
Untuk diketahui sebelumnya, Mhd Idris warga Jalan Jermal IV Medan menjadi korban pemukulan/penganiayaan yang dilakukan pemilik panglong berinisial "BB" (usia 46 tahun) warga Jalan Puri Medan. Akibat penganiayaan itu, korban (Idris) mengalami cedera dengan mulut pecah-pecah mengeluarkan darah segar.
Penganiayaan dilakukan "BB" warga turunan Tionghoa "BB" terjadi di depan usahanya (toko panglong), sesuai menganiaya korbannya, pelaku "BB" langsung pergi masuk kedalam tokonya dan tidak berapa lama, seorang oknum datang kelokasi kejadian. Namun, keanehan terjadi, di salah satu media terbitan Medan, kalau pria "BB" malah dirawat di rumah sakit, ada apa ini..?.
Seorang saksi dilokasi kejadian, mengaku bernama Nurhayati (64), warga Jalan Puri Gang Subur, Medan kepada wartawan saat ditemui, Selasa (18/4) menyebutkan, kalau dirinya sudah memberikan keterangan kepada pihak Kepolisian Polsek Medan Area, prihal kasus penganiayaan yang dialami korban Mhd Idris yang terjadi didepan toko pelaku penganiaya "BB".
Saat terjadi penganiayaan itu, Nurhayati mengaku sedang membakar sampah, dan melihat seorang pemuda yang tidak dikenalnya, dipukuli seorang pria Tionghoa ('BB). "Saya baru mengetahui nama korban penganiayaan M Idris, setelah berada di kantor Polisi," ujarnya, seraya menceritakan, kalau Idris (korban) dipukul disamping mobil di depan ruko "BB", hingga darah dari mulut keluar darah.
Setelah pemilik toko panglong itu menghajar korban, pelaku "BB" langsung melarikan diri kedalam toko, sementara korban yang terlihat sempoyongan dan dari mulutnya telah mengeluarkan darah, yang berusaha mengejar pelaku penganiayaan langsung oleh warga diberi pertolongan, agar permasalahan tidak berlanjut, keterangan ini sudah disampaikan kepada penyidik, pada Sabtu (15/4)," ungkap Ibu Nur.
"Saya tidak kenal siapa yang dipukul, jelasnya korban dipukul berulang-ulang oleh pelaku "BB". Kemudian warga yang melihat berusaha menahan korban agar tidak membalas. Sedangkan, pria Tionghoa "BB, sehabis memukul korban, malah berupaya memancing mancing emosi korban dari dalam rumahnya," tutur Nurhayati, seraya keheranan setelah membaca berita di salah satu media, kondisi pelaku penganiayaan malah mengalami memar memar dan giginya patah, inikan tidak mungkin. "Si BB itu saja pelaku penganiayaan, kenapa bisa di rawat di rumah sakit.?
Ibu rumahtangga ini berharap, pihak Kepolisian dalam hal ini Polrestabes Medan seharusnya bisa menegakkan hukum secara profesional. "Jangan pelaku penganiayaan diduga malah merekayasa kasus penganiayaan yang dilakukannya sendiri," sebutnya.
"Kami warga disini tidak senang rekayasa yang dilakukan "BB" pemilik panglong itu, yang benar sajalah, pelaku penganiayaan malah dirawat di rumah sakit, bukan yang menjadi korban penganiayaan," ungkapnya.
Secara terpisah, Kapolsek Medan Area Kompol M Arifin, yang dikonfirmasi wartawan prihal kasus penganiayaan itu, menyebutkan pihaknya sedang menunggu hasil visum Mhd Idris sebagai korban penganiayaan dari rumah sakit.
Sekedar untuk diketahui, seorang pria turunan Tionghoa pemilik toko panglong di Jalan Puri, bernama Budy Beh (46) warga Jalan Puri Medan, dikabarkan dirawat di rumah sakit karena mengalami luka akibat dianiaya pelaku. Padahal, Budy Beh dilaporkan korban penganiayaan Mhd Idris ke Polisi. (TAp)